Sabda Nabi Muhammad saw.:
Untuk membuktikan kebenaran sabda Nabi tersebut, dibutuhkan
penelitian dari cabang ilmu kesehatan misalnya, ilmu urai (Anatomi), ilmu
pengobatan serta ilmu ilmu obat obatan, ilmu sebab-?sebab penyakit (Aetiologi).
Ilmu asal datangnya penyakit (Pathogeni), ilmu ketentuan hilangnya penyakit
(Prangnostik).
Sekali saja Nabi bersabda dibutuhkan penelitian dalam
bermacam ilmu padahal beliau adalah orang awam tidak pernah belajar berguru.
Namun setiap Sabda Nabi selalu menjadi pengasuh dan pendorong kepada umatnya
agar memanjatkan pikiran ke arah ilmu pengetahuan untuk kebahagiaan dunia dan
akhirat. Karena setiap ayat Al-Qur'an dan Sabda Nabi bila tanpa dianalisa segi
ilmu pengetahuan, baik yang eksak ataupun yang abstrak tentu akan dijumpai
kekaburan dan akan menyimpang dari tujuan hakiki
Sabda Nabi itu menerangkan bahwa makan banyak adalah
penyakit atau dengan kata lain perut itu adalah sentral penyakit, yang pada
saat tertentu harus diistirahatkan daripada makanan, yaitu dengan
"berpuasa"
Kalau kita coba menganalisa Sabda Nabi tersebut maka dapat
ditarik tiga kesimpulan. Pertama orang yang sedang berpuasa perutnya dalam
keadaan kosong akan menyebabkan kosongnya zat zat makanan di dalam usus kecil.
Oleh karena itu darah terpaksa menghisap zat zat yang basah dalam usus dan
perut sebagai gantinya
Orang sang sering mengalami keadaan yang demikian pada
umumnya mempunyai daya penglihatan tajam, gerak cepat serta memiliki kecakapan
menganalisa persoalan dengan mudah.
Kedua, setelah zat zat yang basah yang siap dihisap oleh
darah tadi hilang, maka usus dan perut menjadi kering dan panas, semisal dengan
mesin kalau kehabisan air menjadi kering dan panas.
Orang yang dalam keadaan demikian biasanya rnempunyai sifat
sederhana dalam segala hal, bertindak tegas dalam mengambil keputusan. tanpa
sikap ragu ragu.
Ketiga, usus dan perut yang dalam keadaan kering tadi, maka
lendir yang berada dalam usus dan perut akan menjadi hancur. Sebab lendir
inilah yang menjadi sumber penyakit. Karena kalau lendir ini selalu bertambah
banyak dalam perut dan usus akan menyebabkan timbulnya penyakit yang dinamakan
"Muces zichten". Dan jika seseorang dihinggapi penyakit ini, maka
keadaannya bersikap pasif, rendah, dan lemah daya berpikirnya serta lambat
dalam segala galanya.
Muces ziehten ini banyak jenis dan macamnya antara lain
menyebabkan lemahnya pencernaan, karena makanan di dalam perut tidak lekas
hancur halus lantaran licin oleh banyaknya lendir tadi yang mengakibatkan kerja
syaraf otak dan tubuh menjadi lamban dan lemah.
Lambatnya kerja serat syaraf otak menyebabkan pikiran
menjadi tumpul, sukar sekali untuk berpikir dan menerima pelajaran, sedangkan
tubuh jasmani selalu terasa berat, malas dan lemah.
Jika penyakit ini tidak segera diatasi, boleh jadi akan
menimbulkan berbagai penyakit lain, misalnya penyakit yang dalam bahasa latin
dinamai "psoriasis" yakni penyakit supak (schilfrende huild zichte),
penyakit mati palsu dan lumpuh (verlamming). Pada akhirnya akan menimbulkan
penyakit demam selama seminggu berturut turut tanpa panas. Akan tetapi sesudah
timbul panas yang bergelora dari perut naik ke otak sehingga meliputi seluruh
tubuh dan pada umumnya membawa rnaut.
Demikianlah bahayanya penyakit yang disebabkan perut yang
selalu kebanjiran makanan, bukan saja terhadap tubuh jasmani tetapi juga akan
menimbulkan perubahan tabiat yang tidak baik.
Untuk menghindari timbulnya penyakit ini tidak ada lain,
kecuali dengan pada suatu saat perut harus beristirahat atau dengan kata lain
puasa. agar supava lendir dalam usus dan perut menjadi hancur. Maka dengan
melakukan puasa, tubuh jasmani dan tabiat akan menjadi sehat. NALAR PIKIR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar