SELAMAT DATANG DI WEB LOG ADEM ATI CENTER. HP. 081315312002 # JADWAL: Training MSB Diselenggarakan kembali Minggu, 18 Januari 2015 di Hotel MIKI Jl Dewi Sri 78 Kuta Bali (Utara Central Parkir)Pkl 10.30-15.30 WITA. "Rahasia Aktivasi Otak Kedua".

Selasa, 11 Juni 2013

MSB TRAINING PROGRAM LEADERSHIP

Manfaat Utama MSB TRAINING PROGRAM LEADERSHIP :

* Peningkatan Perilaku Pimpinan
* Peningkatan Kerja & Hubungan Pribadi
* Peningkatan Kepuasan Profesional & Pribadi
* Penurunan Stres di antara Manajer
* Peningkatan Ketenangan Fisiologis
* Peningkatan Kontribusi Manager
* Peningkatan Efektifitas Kerja

MSB TRAINING, di sini menggunakan metode meditasi aktivasi theta melalui metode Brain Stimulation untuk membantu subjek mengatasi stres melalui meditasi khas yang dikemas dengan cara modern dengan pendekat medis & psikologi, yang telah pula dikembangkan dengan Brain Stimulation, suatu Audio yang telah disetting melalui Tekhnologi Komputer Gelombang Otak Made in USA.

Dalam kehidupan sehari-hari terlihat banyak pekerjaan yang dilakukan dengan bermeditasi tanpa disadari, misalnya memusatkan pada saat menonton televisi atau asyik membaca buku. Akan tetapi kegiatan diatas bukan merupakan kegiatan meditasi karena dilakukan secara tidak sadar. Meditasi adalah suatu proses pemusatan perhatian yang menyebar menjadi satu perhatian yang dilakukan secara sadar. Seseorang yang melakukan meditasi, maka organ-organ tubuh, sel-sel tubuh dan semua zat yang ada dalam tubuh akan mengalami homestatis, bergerak dalam keadaan seimbang dan bekerja dalam keadaan teratur. Semua alat-alat tubuh akan berfungsi semaksimal mungkin dengan pengeluaran tenaga seminimal mungkin.

MSB Training dalam aplikasi Pendidikannya pada komunitas sebuah perusahaan adalah ada 2 Format. yakni:

1. Spiritual Building
Pelatihan yang diselenggarakan di dalam Kelas guna membangun karakter baru yang disentuh melalui aspek spiritual Transendental Meditasi.

2. Senam Holistic MSB (Mind - Spirit - Body)
Menyatukan 3 Potensi Luar Biasa Manusia yakni Potensi Fisik, Spirit dan Kekuatan Konsentrasi manusia, sehingga 3 kekuatan yang menyatu ini merupakan suatu konsep holistic yang dahsyat dari potensi diri, guna membangunkan Raksasa yang Tidur yakni Multi Power Kecerdasan manusia dalam membawa dirinya menuju sehat lahir bathin.

Memperkuat MSB Program ini menjadi latar belakang diselenggarakannya pada Instansi-instansi atau Perkantoran adalah dikarenakan dimana abad modern ini, perubahan–perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja akibat pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, intensitasnya amat tinggi sehingga dengan perkembangan zaman yang terus berubah manusia dari waktu ke waktu dituntut untuk terus berkembang. Tuntutan ini tampak dalam usaha yang dilakukan manusia untuk mencukupi kebutuhan–kebutuhannya. Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidup, yang mana merupakan kegiatan utama manusia adalah dengan bekerja. Pekerjaan menguasai sebagian besar hidup kita baik dalam hal waktu maupun dalam hal urutan kepentingan yang kita tempatkan baginya. Pekerjaan merupakan sumber utama harga diri, lewat pekerjaan kita mengenal orang. Pekerjaan juga merupakan sumber kepuasan dan tantangan yang sangat besar. Akan tetapi pekerjaan bisa mengandung unsur-unsur perusak yang potensial.

Kemajuan teknologi membuat manusia dituntut untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuannya. Tuntutan tersebut mengakibatkan karyawan mengalami stres kerja. Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga kerja. Mereka harus rela dipindahkan ke bagian yang sangat tidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu mereka harus menghadapi bos baru, pengawasan yang ketat, tunjangan kesejahteraan berkurang dari sebelumnya dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat demi mempertahankan status sosial ekonomi keluarga. Para pekerja di setiap level mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali memicu terjadinya stres kerja.

Dalam hubungannya dengan pekerjaan atau profesi yang ditekuni setiap orang memiliki kemampuan berbeda untuk menyangga beban pekerjaannya. Interaksi manusia sebagai pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerja menyebabkan efek positif ataupun efek negatif. Sikap positif terhadap pekerjaan membuat karyawan menganggap stresor dari pekerjaan sebagai suatu yang memberikan manfaat baginya sehingga dapat memperlemah terjadinya stres namun, sebaliknya bila karyawan tidak mampu menghadapi stresor dari pekerjaan maka hal tersebut akan membuat karyawan mengalami stres.

- Charles dan Sharason menjelaskan bahwa stres kerja terjadi ketika kemampuan individu tidak seimbang atau tidak sesuai dengan tuntutan dalam lingkungan pekerjaannya. Stres dalam pekerjaan menimbulkan konsekuensi yang bermacam–macam jenisnya, baik berupa akibat kognitif, fisiologis maupun keorganisasian. Akibat kognitif dari stres antara lain adalah ketidakmampuan mengambil keputusan yang sehat, kurang konsentrasi, sangat peka terhadap kecaman dan rintangan mental. Akibat fisiologis dari stres antara lain adalah tekanan darah naik, mulut kering, berkeringat dan sebagainya. Akibat keorganisasian dari stres antara lain adalah kemangkiran, produktivitas rendah, ketidakpuasan kerja, menurunnya ketertarikan dan loyalitas terhadap organisasi (Gibson, Ivancevich dan Donnely, 1988).

- Penelitian Beker (1987), menunjukkan stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stres akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting desease cells. Akibatnya, orang tersebut cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel–sel kekebalan tubuh, ataupun sel-sel antibody banyak yang kalah.

- Plaut dan Friedman (1981) berhasil menemukan hubungan antara stres dengan kesehatan. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa stres sangat berpotensi mempertinggi peluang seseorang untuk terinfeksi penyakit, terkena alergi serta menurunkan system autoimmune-nya. Selain itu ditemukan pula bukti penurunan respon antibody tubuh di saat mood seseorang sedang negatif, dan akan meningkat naik pada saat mood seseorang sedang positif.

- Dantzer dan Kelley (1989) berpendapat tentang stres dihubungkan dengan daya tahan tubuh sehingga rentan terhadap serangan penyakit. Satu unsur penting dalam sistem kekebalan tubuh adalah sel pembunuh alami yang berfungsi mencari dan menghancurkan sel kanker. Stres menekan respon kekebalan tubuh kita, termasuk sel pembunuh, dan ini mengakibatkan sel kanker berkembang biak tak terkendali dan merusak seluruh jaringan tubuh.

Banyak penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab–akibat antara stres dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, maag, alergi dan beberapa penyakit lainnya.

Dampak dari stres kerja dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu dampak positif dan dampak negatif. Menurut Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1985) mengatakan bahwa dampak positif stres kerja adalah peningkatan harga diri, peningkatan inspirasi untuk menikmati kehidupan yang lebih baik, dan menjadi rangsangan untuk giat bekerja.

Adapun menurut Dr. S. Braham (1990), ada empat macam bentuk kelompok simptom yang merupakan indikasi munculnya dampak negatif dari stres kerja, yaitu:

a. Gejala fisik, dapat berupa munculnya keluhan sakit kepala, gangguan tidur, kelelahan, sembelit, diare, peningkatan tekanan darah, ketegangan otot (terutama di leher dan bahu), penurunan nafsu makan.

b. Gejala emosional, berupa kecemasan, depresi, perubahan suasana hati, mudah marah, gugup, self esteem yang rendah, agresi, apatis, frustasi.

c. Gejala intelektual, berupa kurang dan sulit berkonsentrasi, keterpakuan pada satu ide, melamun yang berlebihan, produktivitas menurun dan tidak mampu mengambil keputusan.

d. Gejala interpersonal, berupa pengasingan diri dari rekan sekerja, mendiamkan orang lain, mempersalahkan orang lain, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain, sikap defensif

Dari hasil survei yang pernah dilakukan oleh peneliti didapatkan data pekerja yang mengalami stres kerja yang cukup sebanyak 11 orang. Kebanyakan subjek mengalami stres kerjanya diakibatkan oleh beban pekerjaan yang berlebihan sehingga dampak dari stres kerja tersebut adalah banyak pekerjaan yang tidak dapat diselesaikannya dengan tepat waktu, dalam hubungannya dengan rekan kerja juga mengalami gangguan seperti subjek tidak ingin diajak bicara, marah, tegang dan sulit untuk berkonsentrasi pada pekerjaannya. Sebagaian dari subjek mengatasinya dengan cara makan yang lebih banyak dari biasanya, menyediakan obat sakit kepala untuk diminum sewaktu-waktu bila merasa stres, mendengarkan musik untuk menghibur diri atau bahkan terkadang subjek tidak melakukan apa-apa sehingga mereka hanya mendiamkan saja sehingga subjek sehingga subjek tetap saja merasakan stres dari pekerjaannya dan tampaknya subjek belum menemukan cara yang tepat untuk mengatasinya, padahal banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi stres kerja antara lain dengan melakukan olah raga, tidak merokok, memanfaat waktu liburan atau cuti, mengkonsumsi multivitamin, menghindari minuman keras, melakukan pijatan pada tubuh, relaksasi, memanfaatkan aromaterapi, meditasi, melakukan diet seimbang, waktu tidur yang cukup dan teratur atau mempertimbangkan untuk melakukan konseling.

- Menurut Galbraith (1997) bahwa stres mempengaruhi tubuh dan pikiran sehingga apapun yang mempengaruhi pikiran akan mempengaruhi tubuh juga orang-orang yang mengalami stres yang diakibatkan oleh pekerjaannya yang menumpuk atau yang melebihi kapasitas kemampuannya, maka reaksi yang terjadi pada tubuh adalah naiknya denyut nadi dan tekanan darah, nafas menjadi lebih cepat, telinga, mata dan hidung menjadi lebih peka. Perubahan ini diakibatkan oleh bekerjanya hormon stres yang dilepas ke dalam aliran darah pada saat itu sedangkan respon yang terjadi pada pikiran adalah selalu berpikiran negatif sehingga menyebabkan perasaan cemas, was-was, khawatir dan juga kesulitan untuk berpikir positif. Jika respon stres berlangsung dalam waktu lama atau sering terjadi maka akan timbul berbagai gejala tidak nyaman seperti otot-otot menjadi tegang, sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, lelah dan lemas, sakit maag dan juga berdampak pada gejala emosional, intelektual dan interpersonal seperti perubahan suasana hati seperti mudah marah, gugup, apatis, frustasi, sulit berkonsentrasi, produktivitas menurun, tidak mampu mengambil keputusan yang tepat, mengasingkan diri dari rekan kerja, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain.

- Dalam menghadapi stres ini terutama stres yang diakibatkan oleh pekerjaan meditasi relaksasi merupakan salah satu cara yang baik untuk mengatasi stres kerja tersebut dengan bermeditasi relaksasi dapat menimbulkan perubahan fisiologis yang disebut sebagai respon relaksasi, yaitu integrasi respon mind-body yaitu menurunnya pemakaian oksigen, denyut jantung, pernapasan, tekanan darah, resistensi kulit meningkat (Suryani, 1996).

- Ketenangan yang dihasilkan dari meditasi relaksasi ini adalah pikiran menjadi lebih tenang dan terkendali sehingga perasaan buruk seperti marah, cemas, khawatir dapat diatasi dan dalam melakukan pekerjaan dan dapat lebih berkonsentrasi.

Dalam suatu penelitian di San Fransisco Medical Centre, University of California,
Menemukan bahwa praktek meditasi ini dapat menjinakkan amigdala, yakni suatu wilayah otak yang merupakan pusat ingatan rasa takut. Mereka menemukan bahwa, Mempraktekkan Meditasi yang sungguh-sungguh dan teratur, maka seseorang lebih kecil kemungkinannya mengalami shock, putus asa, kaget atau marah dibandingkan orang lain. Dalam sebuah penelitian terpisah para ilmuwan di University of Wisconsin di Madison, menggunakan teknik scanning baru untuk menyelidikan aktivitas otak pada sekelompok Pelaku Meditasi. Penelitian ini mengisyaratkan bahwa orang-orang ini lebih mungkin mengalami emosi positif. Tidak ada data yang pasti berapa banyak perusahaan yang telah menambahkan meditasi dalam daftar manfaat yang diberikan pegawainya. The National Institute for Occupational Safety & Health mendapatkan bahwa penyakit-penyakit yang berkaitan dengan stres telah membebani perusahaan-perusahaan sebesar $ 200 milyar setahun dalam bentuk peningkatan absensi, keterlambatan, dan tingginya turnover pegawai berbakat atau berprestasi. Antara 70% sampai 90% dari kunjungan rumah sakit pegawai berkaitan dengan stres. Mereka terkesima dengan penemuan, dari the national institute of health, the university of masaachusetts, and the mind/body medical institute di Harvard University mengatakan bahwa meditasi aktivasi theta otak tengah melalui rangsangan musik gelombang otak dapat meningkatkan kualitas yang dibutuhkan perusahaan dari pegawainya: penurunan aktivitas gelombang otak, peningkatan kemampuan intuitif, konsentrasi yang lebih baik dari para pegawainya.

Dampak stres kerja yang dialami oleh karyawan seperti otot-otot menjadi tegang, sulit tidur, sakit kepala, gangguan pencernaan, lelah dan lemas, sakit maag dan juga berdampak pada gejala emosional, intelektual dan interpersonal seperti perubahan suasana hati seperti mudah marah, gugup, apatis, frustasi, sulit berkonsentrasi, produktivitas menurun, tidak mampu mengambil keputusan yang tepat, mengasingkan diri dari rekan kerja, kehilangan kepercayaan terhadap orang lain dan pengaruh meditasi relaksasi ini mampu menurunkan tingkat dampak stres kerja yang dialami oleh para karyawan dengan cara membandingkan taraf dampak stres kerja yang dialami subjek antara sebelum dan sesudah melakukan meditasi. Sampel yang digunakan adalah para karyawan perempuan yang mengalami stres kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar