Menurut tuturan Raden Memed bin Raden Obing Ibrahim yang lahir di Cianjur pada tahun 1919. Pada tahun 1994 (Usia 75 tahun) ia bertutur bahwa aliran Maenpo ini berasal dari Ciptaan R. Djajaperbata (Juragan Haji Ibrahim Cikalong).
Cikalong adalah
nama sebuah tempat di Cianjur yang digunakan untuk penamaan aliran yang
lahir ditempat ini. Berdasarkan tradisi lisan atau cerita para sesepuh
yang mengalami atau yang mengetahui sejarah lahirnya dan tersebarnya
bela diri Cikalong ini adalah yang menjadi murid-murid utama, yakni
Raden Ibrahim atau Raden Djajaperbata dan termasuk anak cucunya sendiri yang merupakan keturunan Dalem Aria Cikalong.
Karena
pada saat itu yang pertama kali menyebarkan Bela Diri Maenpo ini adalah
keluarga besar atau keturunan Dalem Aria Cikalong. Kesimpulannya Maenpo
sebelumnya adalah bersifat rahasia dan hanya dipelajari oleh lingkungan
Dalem Aria Cikalong (golongan Ningrat). Raden Memed juga menuturkan
kalau ingin memiliki Maenpo yang ideal adalah perlu adanya ketekunan
serta rajin dalam mempelajarinya, antara lain ia berkata: "Kita dapat
menjalankan Maenpo yang sesungguhnya hanya apabila kita sudah betah,
sudah merasa jadi kulit dan jadi daging bersatu dalam badan kita".
Dalam Tuturannya Raden Memed juga menerangkan bahwa Maenpo
Cikalong tidak dikhususkan untuk bentuk tubuh dan ukuran tenaga
tertentu, melainkan untuk siapapun baik yang bertubuh tinggi maupun
bertubuh pendek, baik yang bertenaga kuat maupun yang bertenaga lemah.
Orang yang bertubuh kecil dalam menghadapi orang yang bertubuh besar
tentu mencari akal dan menjalankan siasat agar dapat melawan dengan
tenaga yang kecil, sebab manusia dapat menambah tubuhnya dengan akal.
Bagi manusia kuat jangan dilawan dengan kuat, kuat hendaknya dilawan
dengan lemah, yang berat harus dilawan dengan ringan, yang cepat
harus di lawan dengan yang lambat. Hal ini seolah-olah tidak
masuk akal, karena itu Maenpo
harus direnungkan dan dipelajari dengan rajin. Tanpa mempelajarinya
dengan rajin kita tidak akan memilikinya. Hakikat Bela Diri Maenpo
adalah mampu mengatasi atau menaklukkan lawan dengan tidak mengandalkan
kekuatan jasmani artinya harus mengandalkan teknis metode ilmu bela diri dengan sempurna dan tepat, sehingga semua selamat tidak ada yang mendapat malapetaka, baik diri kita sendiri maupun lawan.
Raden Abad salah seorang dari kalangan Pendekar di Cianjur mengatakan bahwa dalam perilaku Maenpo setiap tindak dan gerak itu mengandung maksud untuk menjauhkan orang yang akan berbuat kerusakan, menolak orang yang hendak berkhianat dengan memperlakukan kekasaran pada diri kita (Serangan fisik).
Raden Abad salah seorang dari kalangan Pendekar di Cianjur mengatakan bahwa dalam perilaku Maenpo setiap tindak dan gerak itu mengandung maksud untuk menjauhkan orang yang akan berbuat kerusakan, menolak orang yang hendak berkhianat dengan memperlakukan kekasaran pada diri kita (Serangan fisik).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar