SELAMAT DATANG DI WEB LOG ADEM ATI CENTER. HP. 081315312002 # JADWAL: Training MSB Diselenggarakan kembali Minggu, 18 Januari 2015 di Hotel MIKI Jl Dewi Sri 78 Kuta Bali (Utara Central Parkir)Pkl 10.30-15.30 WITA. "Rahasia Aktivasi Otak Kedua".

Rabu, 10 Juli 2013

Nalar Pikir

Dengan berpuasa, sebenarnya tidak melemahkan fisik seseorang atau menyebabkan kekurangan gizi. Sebab tubuh manusia hasil cipta Allah teknologi maju yang tak tertanding. Tubuh kita mampu bertahan beberapa hari tanpa makan dan minum, sebab hidrat arang, lemak atau protein merupakan persediaan yang cukup lama.

Ini berarti tepatlah apabila dikatakan bahwa puasa itu menghidupkan pikiran dan penglihatan mata hati.

"Apabila perutmu penuh sesak dengan makanan, tidurlah pikiranmu, luluhlah hikmah dan berhentilah anggotamu dari beribadah kepada Allah Rabbul `alamin dan hilanglah kebersihan hati, dan sebenarnya kehalusan pengertian yang dengan keduanyalah diperoleh kelezatan dan berkasnya dzikir pada jiwa."

Memang sesuatu yang dihasilkan kecerdasan otak, secara empirik belumlah dikatakan yang benar atau murni, sebelum dilengkapi keberhasilan ruhani atau budi pekerti. Kecakapan otak hanya sebatas obyek yang nyata yang bisa diraba dan disaksikan oleh pancaindera lahir yang riil, korporil, logis dan positif. Hasil penalaran pancaindera lahiriah semata mata akin menimbulkan bermacam?macam aliran serba benda, semisal rasionalisrne, pragmatisme, positivisme, materialisme dan sebagainya. Bahkan masih juga berlanjut penyelidikannya mengenai ke Esaan Tuhan hanya berdasar pada olah pikir lahiriah semata, menumbuhkan kepercayaan adanya Tuhan yang berbentuk, berupa, berukuran atau berwujud. Bahkan jika pengamatannya itu tiada menemukan Tuhan, niscaya ia ikan mengatakan Tuhan itu tak ada (Atheis).

Sementara beranggapan, hasil pemikiran yang didasarkan hanya pada akal saja, logika dan bukti pastilah tidak akan bebas dari pengaruh nafsu. Dalam buku "der Mensh Gezund und Krank" (hal. 170) Dr. Fritz Khant menyebutkan, "dis Stanganhen sind der sits der instinkte" artinya pangkal otak itu pusatnya nafsu. Sedangkan fungsi nafsu umumnya saling bergetar dengan setan yang menjelmakan tindakan jahat dan buruk.
Dalam al-Qur'an surah Yusuf ayat 55 berbunyi:

"sesungguhnya nafsu (kerjanya) menyuruh kepada kejahatan. "

Jadi, manakala cara berpikir cuma didasarkan atas kecakapan tubuh lahir tanpa memperoleh daya dukung otak batin yang transenden, maka akan mewujudkan hasil yang serba "salah".

Sebab hakikatnya ia akan mengingkari peristiwa yang tidak dapat ditimbang, diukur, yang tak mampu disaksikan oleh pancaindera, meski bukti buktinya selalu berkembang. Dan kalau dikaji lebih dalam lagi, pastilah gerakan pikirannya bertumpu pada pengaruh keinginan mementingkan diri sendiri, angkara murka, tamak serakah, bahkan nafsu kanibalisme dan semacamnya. Akibatnva, ia tak bakal memiliki cita cita kiprah membangun bagi kesejahteraan umat, tapi kiat hidupnya hanya untuk kepentingan sendiri, mencari keuntungan sebanyak mungkin bagi gelimang kemewahannya. Umat atau bangsa yang demikian akan mudah sekali diperalat atau diperbudak bangsa lain yang memiliki kecerdasan olah pikir yang lebih memadai. Sisi lain yang unggul tentu mereka mampu menggunakan akalnya ditopang kebersihan ruhaninya atau budi pekerti. Budi bermakna kecakapan ruhaniyah dan pekerti ialah hasil kecerdasan otak (jasmani ragawi).

Tapak tapak perjalanan latihan spiritual dengan semangat jihad hanya keridhaan Allah Azza Wajalla, akan diperolah hasil kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikir, membuahkan wujud kebenaran hakiki, lantaran kebersihan rohaninya dipanjatkan ke alam ilahiyat. Setiap sesuatu yang dibenarkan oleh akal belum tentu dibenarkan Rabbi dan setiap sesuatu yang disalahkan oleh akal belum tentu pula salah dalam pandangan Al Khaliq. Karena itu pula, titik tumpu kita, segala kejadian fenomena alam pastilah dikendalikan oleh sunnatullah. Surat Al Jatsiyah ayat 13 berbunyi:

"Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripadaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda kekuasaan (Allah) bagi kaum yang berpikir. "

Jelasnya, ayat ini menyatakan bahwa seluruh jagat raya dan isinya akan ditundukkan Al Khaliq bagi umat manusia dengan sains yang diterapkan, dengan teknologi, yang akan diberikan kepada mereka yang mau melibatkan akalnya dan menggunakan nalar pikirnya.

Latihan spiritual yang maha akbar di bulan Ramadhan, cara terbaik mengutamakan kemapanan ibadat, berlomba dalam kebajikan dan berjuang melawan hawa nafsu. Akan terasa mumpuni, mengangkat harkat dari martabat, derajat insani, dua sisi yang diraupnya, akal dan budi, menjernihkan pandangan jiwa ruhani.  (Bagian Ke-2) .... Klik Selanjutnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar