PUASA MENCIPTAKAN DAYA NALAR
Pada kesempatan ini saya selaku Penulis mencoba memberikan informasi
tulisan-tulisan saya kepada anda semua, khususnya teman-teman seiman para
muslimin dan muslimat yang sedang menunaikan ibadah Puasa Wajib Ramadhan ini.
Hakekat Puasa adalah sebagai penapis dan
penyaring, yang selanjutnya menentukan kadar ketakwaan seseorang. la membentuk
watak yang kukuh-tegar dalam segala keadaan dan waktu, tak mudah terpedaya oleh
terpaan dan godaan, lantaran iman yang mapan menghujam di relung hati, bahkan
yang hebat lagi, puasa dapat membersihkan ruhani dan nalar pikir dari segala
muskil kesulitan, dan mampu mengentas derajat kemanusiaan.
Manusia hidup bergantung dari udara, makanan, tanah dan alam jagat
raya sekitamya. Faktor tersebut memberikan pengaruh kuat bagi hidup dan
kehidupannya menuju obyek yang material. Ini bisa diraup dengan ilmu
pengetahuan. Sedang ilmu itu sendiri tak bakal dimiliki, tanpa melalui
kecerdasan otak dan kecakapan nalar pikir. Fungsi otak sebagai pusat syaraf,
merupakan jaringan butir sel yang sangat halus, rumit dan asketis. Setiap
kemajuan yang diperoleh adalah melalui penalaran akal sehat serta penelaahan
pikiran yang kritis.
Karenanya, bagi para pemimpin sekecil apapun sebagai khalifah di bumi,
perlu mencermati dan meneliti gerak-gerik daya otaknya, agar setiap langkah dan
tindakannya dituntut pikiran yang sehat dan jernih.
Lantaran otak menjadi pusat urat syaraf Graoto Hersen. Urat syaraf
tersusun dari kumpulan sel sel yang berbilliun jumlahnya. Fungsi syaraf menjadi
perantara yang menerima kesan-kesan perangsang yang datang dari luar tubuh,
langsung disampalkan kepada otak. Ilinu Psikologi dan Anatomi menyebutkan bahwa
otak besar itulah yang mengatur dan mengendalikan langkah dan perbuatan
nianusia. Sebab setiap sesuatu yang terjadi di luar tubuh, mustahil dapat
diketahui dan disadari sebelum peristiwa itu disampalkan oleh urat syaraf
kepada otak besar. Banyak pakar mengemukakan, puasa dapat mengobati berbagai
penyakit seperti diabetes, maag, gangguan usus, gangguan pencernaan, sakit
jantung, kegemukan, paru-paru, lemah badan atau tekanan darah tinggi. Tapi
banyak pula orang beranggapan bahwa puasa penyebab menurunnya prestasi kerja
berkurangnya konsentrasi dan melemahnya tenaga.
Padahal kita meyakini, justru berpuasa salah satu cara menuju sehat.
WHO Expert Committee mengartikan sehat ialah terdapat keseimbangan yang
optimal, baik fisik, psikis maupun sosial. Jadi tidak hanya sekedar bebas dari
penyakit lahiriyah, kelemahan dan cacat. Tetapi sehat adalah keseimbangan dan
keserasian jasmani dan rohani, duniawi dan ukhrawi antara fisik dan psikis.
Keseimbangan merupakan prinsip dasar Islami. Agama Islam adalah agama yang
sederhana, mudah, kompleks dan universal. Ia memberikan tuntunan kepada
ummatnya untuk hidup sederhana tapi bersahaja.
"Makan dan minumlah, tapi jangan melampaui batas, karena Allah
tidak menyukai orang yang melampaui batas. (Q.S. al A'raf. 31)
Jika manusia kelewat tebal jasadnya, maka kekuatan ruhaninya akan
melemah atau sifat kehewanannya mengalahkan sifat ruhaniahnya..
"Makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang"
"Kejarlah duniamu, seolah kau hidup terus dan kejarlah akhiratmu
seolah-olah kau akan mati esok hari"
Jadi prinsip keseimbangan ini dapat dilakukan dengan latihan, kebiasaan
sehari-hari. Kiranya puasa di bulan Ramadan, adalah tepat untuk pemusatan
latihan agar jiwa mempunyai disliplin yang kuat, mental terbina mapan dan
ruhani yang murni. Sewaktu perut kenyang, banyak darah tersalur untuk melakukan
proses pencernaan, dan selagi puasa, ketika perut kosong, volume darah ke
bagian pencernaan dapat dikurangi dan dapat dipakai untuk keperluam lain,
terutama untuk melayani otak.
Zat makanan yang telah tersaring bersih (dari usus panjang) lalu oleh
jantung disalur-sebarkan ke seluruh tubuh dan disaat itulah sel-sel menerima
makanan.
Itulah sebabnya, meski manusia memerlukan makanan harus disesuaikan
dengan kemampuan tubuhnya, gizi yang memadai, sehingga kerja sel tersebut
berjalan lancar, demikian juga kemampuan otak selaras.
Namun, apabila perut manusia selalu dipenuhi makanan berlebih, maka
sel-sel tadi akan kebanjiran zat makan, berakibat urat syaraf menjadi lemah,
kerja otak terhambat dan mundur. Sebaliknya bila kita memberikan waktu sesaat
bagi perut dan lambung untuk membersihkan bermacam-macam kotoran yang setahun
penuh bermukim di dalamnya, maka kerja otak kita bertambah giat dan cepat
sehingga menimbulkan daya yang sanggup memecahkan berbagai persoalan tanpa rasa
letih.
Cara berpikir yang energik ini menghasilkan buah berbagai disiplin
ilmu pengetahuan. Dengan berpuasa, kita dapat mengurangi atau bahkan dapat
menghilangkan kemungkinan masuknya kuman-kuman kedalam lambung. Para ahli di
bidang kedokteran mengakui bahwa perut sumber-sumber asal timbulnya penyakit:
"Perut adalah sumber penyakit dan pemeliharaanya merupakan obat
yang paling utama "
Orang yang terlalu kenyang, mudah diserang rasa kantuk, malas, letih
dan konsentrasi, kemampuan pikir menjadi kurang. Karena itu Rasulullah saw
memberikan peringatan kepada umatnya. "Ilmu dan akal tidak mungkin ada
bersama lambung yang penuh dengan makanan". Nabi Muhammad juga bersabda
"Perut semisal kolam air dalam badan manusia, dan pembuluh dari pergi
kesana untuk diisi" Kalau perut itu sehat, maka kesehatan yang dibawa
kembali oleh pembuluh-pembuluh itu. Tapi sebaliknya kalau perut itu sakit,
penyakitlah yang dibawanya".
Otak adalah titik sentral di dalam organ tubuh manusia untuk berfikir,
belajar dan bekerja. Ini berartl bahwa selama lambung kosong, sewaktu berhenti
sejenak dari kerja keras selama setahun, cara berpikir kita lebih cemerlang.
Jadikan puasa kita yang lengkap, fisik, psikis, dan kejiwaan. Melatih
ketenangan batin, menumbuhkan akal pikiran yang sehat, mengendurkan ketegangan,
stress, mensirnakan iri, dengki, hasud dan cela lainnya yang juga merupakan
serat-serat bagi Sang Meditator khususnya para members MSB Training. (Bagian Pertama) Klik Selanjutnya .... Bag 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar