SELAMAT DATANG DI WEB LOG ADEM ATI CENTER. HP. 081315312002 # JADWAL: Training MSB Diselenggarakan kembali Minggu, 18 Januari 2015 di Hotel MIKI Jl Dewi Sri 78 Kuta Bali (Utara Central Parkir)Pkl 10.30-15.30 WITA. "Rahasia Aktivasi Otak Kedua".

Minggu, 09 Juni 2013

BIO PSIKO SPIRIT

Telah lama orang menghubungkan peristiwa-peristiwa mental dengan gangguan tubuh, tetapi hanya sedikit data yang menyokong abservasi itu. Banyaknya penelitian berencana dalam bidang psikofiologi merupakan evolusi kedokteran psikosomatik modern. Teori Freud dalam histeria konversi mengatakan, segala somatik adalah simbol dari ekspresi konflik di dalam diri seseorang. Tetapi Franz Alexander menyatakan, gejala psikosomatik terjadi pada organ yang disarafi oleh sistem saraff otonom dan tidak mempunyai arti psikis yang spesifik. Namun keadaan fisiologi ini disertai konflik yang ditekan di alam bawah sadar adanya faktor predisposisi (kecenderungan) dari konstitusi fisik yang diturunkan secara genetik. 


Weiss dan English mnyimpulkan, organ yang terkena didasarkan atas arti simbolik organ itu untuk si individu. Diare dan muntah yang dialami penderita, misalnya, bisa diartikan sebagai ‘membersihkan diri dari perasaan berdosa atau pikiran yang meghasilkan itu’, sedangkan asma sebagai ‘simbolic crying’.

Golberg dkk. Menemukan, penderita dengan infeksi lambung (gastritis) yang tidak diketahui faktor pecetusnya lebih banyak berhubangan dengan gangguan emosional. Sementara itu, Magni dkk. Yakin, penderita tukak usus dua belas jari (tukus doudenum) dan infeksi pada lambung dan usus dua belas jari tan ulkus (gastrodoudenitis) mempunyai skor skala cemas lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Penderita gastrodoudenitis akut lebi banyak megalami gangguan depresi dan gangguan somatik daripada penderita tukak lamubung (ulkus peptikum). Sebanyak 86% penderita dispepsia mengalami gangguan psikiatri berupa gangguan cemas terutama gangguan cemas menyeluruh dan hanya 25% mengalami gangguan organik.

Creed dkk. Mengamati, peristiwa hidup yang berat terutama terputusnya hubungan yang akrab, lebih sering menimbulkan nyeri perut fungsional daripada nyeri perut organik dan perbedaan ini bermakna secara statistik. Beratnya peristiwa hidup sebelum terjadi nyeri perut fungsional mendorong penderita memakai obat melewati dosis dengan sengaja.

Dunbar menghubungkan gangguan psikosomatik dengan profil kepribadian yang spesifik dari individu. Banyak penulis melaporkan adanya malfungsi kepribadian dari gangguan psikosomatik, seperti gangguan kompulsif (tindakan yang dilakukan berulang-ulang dengan suatu tujuan) atau paranoid ( gangguan jiwa dengantanda adanya waham curiga atau cemburu).

Dispepsia kemungkinan juga disebabkan oleh faktor genetik atau ras. Prevalensi tukak usu besar pada orang ashkenazim di tel aviv dilaporkan lebih rendah dari orang yahudi Amerika. Sedangkan pada orang bantu (sebuah suku bangsa negro di afrika) tukak usus duabelas Jari yang didapatkan banyak di pedesaan akan bertambah tinggi setelah mereka berpidah ke kota. Di afrika timur tukak usus duabelas jari lebih banyak didapatkan pada orang Nilotik daripada orang Bantu yang letaknya berdekatan dan mengonsumsi diet yang sama. Di indonesia dan Malaysia infeksi usus buntu didapatkan lebih banyak ada orang Cina daripada Melayu.

Diet juga berperan dalam terjadinya dispepsia. Orang yang mengkonsumsi makanan rendah serat lebih banyak mengalami pelipatan usus besar (divertikulosis kolo) daripada mereka yang banyak mengkonsumsi makanan berserat. Tukak lambung didapatkan lebih banyak pada orang Samoa daripada orang Maori di New Zealand walaupun mereka berasal dari ras yang sama. Namun suku Maori lebih banyak makan sereal sedangkan orang Samoa lebih banyak minum minuman yang mengandung halusinogenik (zat yang menimbulkan halusinasi, pengindaraan tanpa ada rangsangan) dan sedatif yang menyebabkan mengantuk) yang mungkin mengiritasi lambung.

Gejala somatik yang mucul hanya diartikan sebagai simbol dari konflik di dalam diri penderita dan hubungan interpersonalnya dengan orang lain. Cara berpikir mengekspresikan emosi dan berbuat adalah gambaran dari budaya yang dimilikinya. Sehingga dalam menilai gejala-gejala psikosomatik tidak cukup berdasarkan kondisi fisik, mental dan sosial tetapi juga harus dipertimbangkan berdasarkan nilai-nilai budaya sipenderita.

Sedangkan agar dapat menyembuhkan penderita dari kedua sisi yakni disease dan illness, maka sebaliknya penderita ditangani dari sisi kedua unsur yakni dari sisi bidang kedokteran dan dari sudut kepercayaannya. Untuk itu perlu motivasi yang sengaja kita munculkan saat mengalami stres. Kalau tidak ingin mengalami gangguan jiwa maka sebaiknya mereka yang bekerja di tempat yang rentan stress menjaga diri agar tetap bisa tidur nyenyak. Tidur nyenyak merupakan cara penyembuhan yang dilakukan oleh diri sendiri. Semua stres akibat masalah yang dihadapi yang membuat sukar tidur dan mimpi buruk, sebaiknya cepat diekspresikan melalui kegiatan menulis, menggambar, berolahraga, mengobrol, tertawa lepas, dan hadapilah stres dengan menari diatas stres itu sendiri. Yakin pegang terus Tangan Tuhan dan Bermeditasilah seperti apa yang diajarkan pada alumni Training MSB yang juga merupakan BIO PSIKO SPIRIT.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar